Sabtu, 02 April 2011

putra/putri Simalungun

Putra/putri Simalungun merupakan pilar-pilar kokoh yang akan membangun kampong halaman kita tercinta. Pepatah Simalungun mengatakan Marsipature Huta na be yang berarti setiap orang mempunyai kewajiban untuk membangun dan memperbaiki kampong halamannya. Kita tidak mungkin berdiam diri melihat kampung kelahiran kita tetap terpuruk dalam situasi yang konstan. Lebih parah lagi bila orang lain yang bukan kelahiran tanah tersebut yang memperbaiki dan menjadi pemimpin di tempat tersebut.
Bayangin saja kita menjadi pembantu di rumah kita sendiri, begitu menyakitkan bukan. Lihat saja Indonesia yang telah dijajah 350 tahun. Para kaum muda dan tua bersama-sama memperjuangkan tanah kita tersebut dari penjajah.
Saya teringat lirik lagu yang ditulis oleh komposer kita saudara Erdiaman Purba yang telah menciptakan lagu Sippukah Huta. Sungguh isi dalam lagu tersebut memiliki arti dan pesan yang sangat dalam bagi putra/putri  Simalungun. Bagaimana tidak, bayangkan saja ketika kabupaten Simalungun dipimpin dari orang yang notabene bukan kelahiran Simalungun. Disini saya tidak menilai berdasarkan kinerja, tetapi saya menilai struktur nilai kemanusiaan. Bayangkan saja jika presiden RI berasal dari Negara Malaysia. Siapa coba yang malu? Ya kita sendiri. Bukan berarti tidak baik, tetapi lebih baik jika pemimpin kita berasal dari suku yang sama dengan kita.
Saat ini banyak putra/putri Simalungun yang merantau ke daerah lain baik di dalam maupun di luar negeri. Ada yang kerja, kuliah, dan sekolah. Kebanyakan dari mereka betah untuk tinggal di tanah rantau. Mungkin salah satu alasan nya yaitu kebutuhan finansial yang sudah sangat berkecekupan yang mungkin di tanah kelahirannya tidak mungkin di dapatkan. Saya sering menjumpai keluarga simlungun yang tinggal di rantau. Kebanyakan keturunan mereka hamper tidak mengenal bahasa simalungun apalagi adatnya. Bahkan ada orang yang menjual tanahnya yang ada di Simalungun dan menetap di perantauan. Bayangin saja jika setengah dari orang simalungun melakukan hal yang sama. Mungkin kita tidak akan melihat bangsa simalungun lagi.
Jadi harapan saya, kita seharusnya melakukan yang terbaik buat budaya kita. Mulailah dari diri kita sendiri. Kenalilah lebih dalam mengenai bangsa Simalungun maka anda akan menemukan sesuatu yang sangat berarti di dalam hidup anda. Budaya merupakan peninggalan leluhur kita, jadi patut kita lestarikan. Begitu juga dengan tanoh Habonaron do bona yang patut kita perbaiki kea rah yang lebih maju.
Ini merupakan artikel yang berisi tentang pendapat dan opini serta beberapa fakta yang telah saya dapat. Disini saya menulis secara objektif agar tidak muncul konflik-konflik yang berbau sara.

Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan komentar dan mau berbagi ke sesama. Ayo kita sebarluaskan informasi mengenai Simalungun baik melalui blog ini atau dari anda sendiri agar semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kita sebagai putra/putri Simalungun untuk membangun tanoh Habonaron do bona.
TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar